1.
Tahap perkembangan Usaha
a.
Idea Stage
Di
tahap ini, karnu baru menemukan ide dan konsep awal bisnis. Untuk dapat
mematangkan tahap ini, setiap pebisnis wajib setidaknya mengonsep bisnis yang
dapat menjawab pertanyaan - pertanyaan beiikut ini,
1)
Apakah ide/konsep
ini menjawab permasalahan dan kebutuhan di pasar?
2)
Akankah ide/konsep
ini diterima di pasar?
3)
Bagaimana struktur
bisnis yang diperlukan untuk mendukung ide/konsep ini?
4)
Apakah ide/konsep
ini akan menghasilkan keuntungan bagi saya?
Intinya
adalah memastikan bahwa ide/konsep yang telah kamu pikirkan benar benar dibutuhkan
oleh pasar, mampu untuk kamu realisasikan/laksanakan, dan juga memiliki
kemampuan untuk menghasilkan profit yang jelas.
b.
Start-up Stage
Dalam
tahap ini, bisnis sedang dalam masa-masa yang kritis. Segala macam stres,
kecemasan, dan kendakpastian berkumpul menjadi satu dalam tahap ini. pada tahap
ini biasanya masih dalam masa mencari dan masih berusaha memvalidasi
ide/konsep. Tidak jarang realisasi biaya akan jauh lebih besar daripada
anggaran.
c.
Growth Stage
Dalam
tahap ini, biasanya ide/konsep sudah bisa tervalidasi. Fokus kita jika bisnis
sudah mencapai tahap ini adalah memastikan bahwa penjualan dan jumlah pelanggan
kita terus bertumbuh. Pada tahap ini, biasanya kita sudah tidak bisa lagi hanya
berfokus pada pengembangan bisnis kita sendiri.
Tahap
ini menuntut kita untuk lebih memperhatikan kompetitor baik yang sudah lama
berkecimpung di bidang usaha tersebut, maupun kompetitor baru. Pebisnis yang
bisnisnya sudah mencapai tahap ini harus bisa menemukan satu variabel sebagai
Key Indicator atau Sweet Spot yang menentukan keberhasilan bisnis untuk
terus-menerus berkembang.
e.
Expansion Stage
Tahap
ini Sebenarnya mirip dengan growth stage namun ada beberapa karakteristik yang
hanya terdapat dalam tahap ini, yakni angka pertumbuhan penjualan yang tidak
biasa dan meningkatnya variasi saluran
distribusi produk. Kedua hal tersebut membuat bisnis yang telah mencapai tahap
ini memerlukan usaha lebih untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dan
juga ide kreatif lain untuk mendiversifikasi bisnis dalam rangka mendapatkan
profit tambahan.
f.
Maturity Stage
Pada
tahap ini, bisnis sudah "dewasa" sehingga segala macam bentuk
pertumbuhan yang tadinya sensasional pada growth Stage dan expansion stage
sudah tidak ada lagi. Pada maturity Stage, pertumbuhan bisnis cenderung lambat
namun penuh dengan kestabilan.
2. Mengevaluasi Perkembangan Usaha
Evaluasi merupakan aktivitas untuk melakukan analisis kinerja suatu usaha bisnis. Evaiuasi usaha prinsip dasar utamanya adalah membandingkan rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang telah dicapai pada akhir masa produksi. Melakukan evaluasi usaha merupakan proses yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran, dan pencapaian apa yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring hagi seorang pengusaha/enterpreneursekaligus menjadi sarana belajar dan proses meng-upgrade diri. dalarn proses ini bisa jadi ditemukan hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis.
Dalam melakukan evaluasi, terdapat beberapa hal yang perlu kita analisis atau kita evaluasi, antara lain sebagai berikut.
Hal yang Dievaluasi dalam Bisnis
1) posisi Keseluruhan Usaha
Posisi keseluruhan usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan begitu bisa diketahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada pihak lain, berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apakah ada
penyimpangan dalam masalah keuangan? Lakukan pengecekan posisi keuangan usaha setiap saat. Evaluasi usaha secara menyeluruh memberikan gambaran utüh kondisi usaha yang sebenarnya.
2) Apakah Ada Kemajuan atau Kemunduran usaha
Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam evaluasi kemajuan atau kemunduran sebuah usaha, meski bukan yang satu-satunya. Setelah mengetahui posisi keuangan, selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha. Apakah usaha mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan membandingkan pada Saat awal kamu menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding yang waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnva seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha berjalan).
3) Lakukan Langkah Perbaikan atau pengembangan
Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah perhatian pada penjualan yang menurun. dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga bisa melakukan langkah.langkah efektif untuk mengatasinya dan bisa segera melakukan 'penyehatan' agar usaha kembali
berjalan baik. Tetapi apabila kondisi keuangan dan penjualan telah sehat atau stabil dan mengalami peningkatan, hal vang perlu dilakukan adalah mengembangkan usaha lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh pada periode kemarin.
4) Pikirkan Target Usaha Selanjutnya
Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk mencapai merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, langkah yang diambil adalah membuat bahan untuk mencapai target dan strategi yang baru.
b. Kapan Melakukan Evaluasi Usaha
1) Secara Rutin/Berkala
Evaluasi bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Biasanva yang paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan menyangkut evaluasi kegiatan sehari hari (seperti pendapatan dan pengeluaran), dan tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan, persaingan usaha, SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena dengan adanya evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul. bisa lebih cepat diatasi dan pelyang untuk pengembangan bisa lebih cepat dimanfaatkan.
2) Secara Insidental
Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi masalah yang dirasakan cukup signifikan pada usaha. Evaluasi seperti ini biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha. Evaluasi ini sebenarnya kurang baik, karena masalahnya sudah terjadi dan tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan. Yang terpenting adalah tindakan koreksi. Dengan adanya evaluasi rut-in yang baik, diharapkan masalah yang mungkin timbul bisa ditekan sehingga evaluasi insidental ini pun bisa dikurangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komen di bawah