TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PEMBUATAN PROTOTYPE | Software MOD Indonesia
close


Sabtu, 22 Mei 2021

TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PEMBUATAN PROTOTYPE

  pradana96       Sabtu, 22 Mei 2021

 


Tahapan-Tahapan Dalam pembuatan Prototype

a.    Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.

b.    Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.

c.     Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.

d.    Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

e.    Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.

Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.

Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.

Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

Tahapan-tahapan proses kerja dan pembuatan contoh barang/jasa

1. Memformulasikan hasil marketing research

Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggaran, produk desainer dapat memperoleh dari riset pemasaran atau inspirasi yang berhubungan dengan pelanggan.

Dalam riset pembuatan produk, harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

·      Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna produknya dengan tidak mengabaikan penentuan dalam memasang harga.

·      Biaya dari pembuatan produk

 

2. Penciptaan ide

Dalam menciptakan ide biasanya kita memikirkan beberapa hal yang akan dibutuhkan dalam produk yang nantinya akan kita buat. Bisa berupa inspirasi dari produk lain atau trend pada saat itu.

3. Membuat sketsa

Dalam membuat suatu sketsa, bentuk dari produk barang yang akan dibuat akan terlihat jelas satu sama lainnya. Sketsa tersebut terlihat dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja (blue print).

4. Membuat prototype atau sampel

Pada tahapan ini, kita akan menguji beberapa sampel yang nantinya akan menjadi penentuan dimana produk tersebut sesuai dengan harapan atau tidak

5. Pengembangan strategi pemasaran

Tahapan ini merupakan tahapan dimana kita mulai membuat serta menguji ide yang efektif yang dapat digunakan dalam memperkenalkan produk tersebut kepada konsumen.

6. Analisis usaha

Pada tahapan ini berarti kita harus melihat dan menganalisa apakan produk yang telah dipasarkan dapat memperoleh keuntungan dan bermanfaat atau tidak.

7. Pengembangan produk

Pada tahapan ini kita akan mulai untuk mengembangkan produk tersebut sesuai dengan rencana dan konsep yang telah dianalisis sebelumnya.

Kelebihan dan kekurangan proses kerja pembuatan produk

a. Kelebihan atau keunggulan

·      Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan distandarisasi.

·      Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenaga mesin.

·      Biaya tenaga kerja rendah.

·      Biaya pemindahan bahan untuk membuat sebuah produk di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.

 

b. Kekurangan atau kelemahan

·      Terdapat kesulitan dalam pembuatan produk.

·      Proses produksi dapat dengan mudah terhenti, yang dapat menghambat seluruh proses produksi.

·      Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.

Skema alur kerja

Diagram alur proses produksi

Diagram alur proses ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi dijalankan.



 

Tujuan pembuatan alur kerja

·           Meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba atau profit.

·           Memaksimalkan proses pembuatan.

·           Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi.

·           Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja.

·           Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan perlengkapan.

 

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK

Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Produk

Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi kuantitas.

b. Standar dan Spesifikasi Desain

Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :

Sambungan – sambungan : Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.

Bagian : Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain  disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat

Bentuk : Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.

Ukuran : Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk  secara keseluruhan.

Mutu : Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.

Bahan : Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.

Warna : Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

c. Tanggung jawab Produk

Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut.

d. Harga dan Volume

Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat  berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula.

Rapid Prototyping


Rapid Prototyping (RP) dapat didefinisikan sebagai metode-metode yang digunakan untuk membuat model berskala (prototipe) dari mulai bagian suatu produk (part) ataupun rakitan produk (assembly) secara cepat dengan menggunakan data Computer Aided Design (CAD) tiga dimensi.

Rapid Prototyping memungkinkan visualisasi suatu gambar tiga dimensi menjadi benda tiga dimensi asli yang mempunyai volume. Selain itu produk-produk rapid prototyping juga dapat digunakan untuk menguji suatu part tertentu. Metode RP pertama ditemukan pada tahun 1986 di California, USA yaitu dengan metode Stereolithography. Setelah penemuan metode tersebut berkembanglah berbagai metode lainnya yang memungkinkan pembuatan prototipe dapat dilakukan secara cepat.

Saat ini, pembuatan prototipe menjadi syarat tersendiri pada beberapa perusahaan dalam upaya penyempurnaan produknya. Beberapa alasan mengapa rapid prototyping sangat berguna dan diperlukan dalam dunia industri adalah:

    Meningkatkan efektifitas komunikasi di lingkungan industri atau dengan konsumen.

    Mengurangi kesalahan-kesalahan produksi yang mengakibatkan membengkaknya biaya produksi.

    Mengurangi waktu pengembangan produk.

    Meminimalisasi perubahan-perubahan mendasar.

    Memperpanjang jangka pakai produk misalnya dengan menambahkan beberapa komponen fitur atau mengurangi fitur-fitur yang tidak diperlukan dalam desain.

Beberapa metode Rapid Prototyping yang berkembang saat ini adalah:

1. Stereolithography (SLA)

2. Selective Laser Sintering (SLS)

3. Laminated Object Manufacturing (LOM)

4. Fused Depsition Modelling (FDM)

5. Solid Ground Curing (SGC)






Catatan:
jika selesai membaca, silahkan beri komentar dibawah dengan format
\
nama lengkap:

kelas              : 
logoblog

Thanks for reading TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PEMBUATAN PROTOTYPE

Previous
« Prev Post

3 komentar:

silahkan komen di bawah