Membuat Biaya Estimasi
Pengertian estimasi
menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perkiraan, penilaian, atau pendapat. Ini menunjukkan bahwa istilah estimasi
bisa kita gunakan secara umum untuk menyatakan perkiraan, penilaian, atau
pendapat kita tentang sesuatu. Contohnya saat kita melihat seorang anak
bertubuh gemuk akan ikut serta lomba lari. Walaupun tubuhnya gemuk akan tetapi
kakinya terlihat kokoh dan kuat sehingga kita mengestimasi bahwa ia akan dapat
bersaing dalam lomba lari tersebut.
Istilah estimasi
untuk sebagian orang terdengar cukup “serius” padahal secara umum kita selalu
membuat estimasi dalam kehidupan sehari-hari. Istilah estimasi in juga sering
kita dengar saat orang membicarakan proyek atau menghitung nilai statistik pada
sensus penduduk. Contohnya estimasi waktu dan biaya dalam menyelesaikan sebuah
proyek pembuatan jembatan. Atau estimasi jumlah populasi penduduk suatu wilayah
dengan menggunakan sampel.
Estimasi
dapat dilakukan pada tahapan yang berbeda dalam proyek perangkat lunak. Adapun tahapan
estimasi dapat dilakukan antara lain:
1.
Perencanaan startegis
2.
Studi kelayakan
3.
Spesifikasi sistem
4.
Evaluasi proposal
pemasok
5.
Perencanaan proyek
Estimasi
yang berlebihan bisa menyebabkan waktu penyelesaian proyek molor dari biasanya.
Hal ini bisa dijelaskan menggunakan hukum :
1.
Parkinson’s Law : ‘work
expands to fill the time available’. Bila staf diberi target yang mudah akan
bekerja kurang keras.
2.
Hukum Brooks’ Law :
‘ Putting more people on a late job makes it later’. Biaya yang diperlukan
untuk mewujudkan sebuah proyek akan meningkat secara tidak proporsional
terhadap jumlah staf yang dipekerjakan. Bila estimasi biaya yang
diperlukan berlebihan menyebabkan jumlah staf yang dialokasikan
lebih banyak dari yang diperlukan dan overhead manajemen akan
meningkat.
Estimasi Prototype Perangkat Lunak
Untuk
menetapkan estimasi pada prototype perangkat lunak ada beberapa dasar estimasi
yang perlu diketahui, diantaranya:
a.
Kebutuhan data
historis : memerlukan informasi bagaimana proyek yang telah diimplementasikan
sebelumnya, terutama bahasa pemrograman dan tool yang digunakan, standar yang
dipakai dan pengalaman staf.
b.
Metrik pekerjaan:
biasanya tidak mungkin menghitung langsung harga aktual atau waktu yang
diperlukan untuk merealisasikan proyek. Waktu yang dipakai untuk menulis
program bisa berbeda sesuai kompetensidan pengalaman software developer. Secara
praktis, untuk mengukur volume pekerjaan didasarkan pada jumlah source lines of
code (SLOC) atau function points.
c.
Kompleksitas :
Telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengukur kompleksitas secara obyektif,
namun seringkali akan tergantung penilaian subyektif estimatornya.
Ada
beberapa teknik yang dapat digunakan untuk estimasi biaya perangkat lunak,
dianataranya:
a.
Algorithmic models :
menggunakann ‘effort driver’ yang menggambarkan karakteristik dari sistem
target dan lingkungan implementasi untuk memprediksi biaya.
b.
Expert judgement :
dimana nasehat staf yang memiliki kemampuan sangat diharapkan
c.
Analogy :
kemiripan, kelengkapan, proyek diidentifikasi dan biaya aktualnya digunakan
sebagai dasar estimasi proyek baru.
d.
Parkinson :
mengidentifikasi kelayakan biaya staf untuk mengerjakan proyek dan
menggunakannya sebagai estimasi (bukan merupakan metode
prediksi biaya yang sebenarnya).
e.
Price to win :
estimasi harus kelihatan cukup rendah untuk memenangkan kontrak.
f.
Top-down:
keseluruhan estimasi diformulasikan untuk keseluruhan proyek yang kemudian
dipecah ke dalam usaha yang diperlukan untuk komponen-komponen
tugas.
g.
Bottom-up :
komponen-komponen tugas diidentifikasi, diukur dan dilakukan estimasi
sendiri-sendiri untuk kemudian dijumlahkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komen di bawah